Sabtu, 26 November 2011

naskah drama


 JAKA TARUB

Suatu hari di desa terpencil, hiduplah seorang Ibu dan Anak. Anak itu bernama Jaka
Tarub. Ia telah di tinggal bapaknya sejak ia kecil. Ia adalah anak yang baik dan suka membantu orang tuanya.
Jakatarub sudah beranjak dewasa,dan ibunyapun sudah semakin tua.
Suatu hari mereka bertani di sawah

Ibu Jaka Tarub             : “ Uhuk..Uhuk.. (batuk keras)”
Jaka Tarub                   : “ Ibu kenapa ? ( panik )”
Ibu Jaka Tarub             : “ Tidak apa-apa nak. Ibu baik-baik saja dan hanya batuk biasa.”
Jaka Tarub                   : “ ya sudah,biar aku yang menyelesaikan pekerjaan ibu.”
Ibu Jaka Tarub             : “ Terima kasihya nak. Ibu beruntung memiliki anak sepertimu..”
Jaka Tarub                   : “ Sama-sama Bu. Sudah sepantasnya Jaka membantu ibu.(tersenyum)”

 
 Hari sudah semakin petang. Mereka pun bergegas pulang ke rumah.

Ibu Jaka Tarub             : “ Nak, ada yang ibu ingin bicarakan denganmu. ”
Jaka Tarub                   : “ Iya, ada apabu?
Ibu Jaka Tarub             : “ Ibu kira sudah waktunya kamu mencari pendamping hidup. Ibu ingin menimang  cucu   sebelum ibu pergi.
Jaka Tarub                   : “ Jangan ngomong seperti itu ibu. Tapi kan, saya harus menuntaskan perkerjaan ibu dan
  Mencari uang untuk hidup kita bu.”
Ibu Jaka Tarub             : “ Ibu merasa, ibu sudah semakin lelah. ( sambil batuk)”
Jaka Tarub                   : “ Jangan bicara seperti itu bu.

Jaka Tarub bingung dengan ibunya yang berbicara seperti itu. Ada sesuatu yang aneh
 pada ibunya.
 Di subuh hari, ibu terlihat pulih kembali. Tidak seperti biasanya, ibu menyiapkan
 secangkir kopi dan roti untuk Jaka Tarub.      

Jaka Tarub                   : “ Ibu tumben menyiapkan ini semua, biasanya saya duluan.”
Ibu Jaka Tarub             : “ Sudah,tidak apa-apa. Ibu hanya ingin kamu tidak kelelahan saat bekerja. Hari ini ibu   
                                      tidak bertani. Ibu ingin di rumah saja hari ini.”
Jaka Tarub                   : “ Ya  sudah. Ibu istirahat saja di rumah. Jaka berangkat dulu ya bu.”
Ibu Jaka Tarub             : “ Iya,hati-hati ya nak.”
        
 Jaka menuju sawahnya untuk bertani. Walaupun hanya sendiri berkerja, ia tetap semangat demi ibunya yang sedang lemah di rumah.
  Hari sudah petang. Saatnya Jaka Tarub pulang ke rumah membawa hasil panennya. Namun sesampainya ia di rumah,rumah terlihat sepi.
Jaka Tarub                  : “ Ibu,aku pulang. Kok rumah sepi ya? (heran,lalu menuju kamar)”

          Betapa terkejutnya Jaka ketika berada di kamar. Ibunya terkulai lemah di lantai dengan darah yang keluar dari mulutnya. Jakapun langsung berlari menghampiri ibunya.

Jaka Tarub                : “ IBUUUUUU……”
Ibu Jaka Tarub          : “ Maafkan ibu nak. Mungkin ini sudah waktunya. Ibu sudah sangat lelah .                                 
                                   permintaan terakhirku, carilah pendamping hidup
 Jaka tarub                : “ Jangan tinggalkan aku ibu.(menangis)”

         Ibu Jaka Tarub pun akhirnya meninggal dunia. Jaka Tarub menyesali perbuatanyayangtelah membiarkan ibunya yang lemah di rumah. Ia hanya bisa
 menyendiri dan murung.
        Hari berganti hari. Jaka Tarub tetap ingat dengan permintaan terakhir ibunya. Ia tetap tidak menemukan siapa calon pendamping hidupnya. Sementara, hasil panennya semakin sedikit dan ia terpuruk hidup sendiri.
        Suatu hari Jaka Tarub pergi ke hutan untuk menghilangkan beban pikirannya. Sampailah ia pada sebuah danau. Di danau itu,ia menemukan sebuah selendang milik salah satu bidadari yang sedang mandi di danau tersebut. Ia pun mengambil selendang itu.
(Terumpet Kerajaan Berbunyi)
Ibu Nawang Wulan    :“Cepat nak, saatnya kita menuju istana. Raja memanggil   kita    untuk kembali ke istana.”
Nawang Wulan          : “Tapi bu, selendang merahku hilang.Aku tidak bisa masuk istana
                                    Tanpa selendang itu."
Ibu Nawang Wulan   : “Ya sudah. Ibu akan membantu mencari selendang merahmu.”

            Ketika mereka sedang mencari selendang Nawang Wulan,tiba-tiba terompet kerajaan berbunyi.

(Terumpet Kerajaan Berbunyi)
Ibu Nawang Wulan       : “Maafkan ibu nak. Ibu harus pergi ke istana. Engkau pasti menemukan selendangmu.
Nawang Wulan : “ Tapi bu,..”
Ibu Nawang Wulan       “ “ Maafkan Ibu nak.”

Keenam wanita cantik tersebut meninggalkan Nawang Wulan. Selendang  Nawang
Wulan masih belum ditemukan olehnya. Ia kesepian dan menangis di hutan tersebut.
Mendengar tangisan seorang wanita cantik, Jaka Tarub bergegas menuju ke wanita cantik
tersebut.

Jaka Tarub                   : “Hei, mengapa engkau menangis?”
Nawang Wulan : “Selendang merahku hilang.Aku tidakbisa kembali menuju istana tanpa itu”
Jaka Tarub                   : “Sudahlah.Mungkin dicuri orang jahat. Engka bisa tinggal di rumahku.”
Nawang Wulan : “Benarkah?”
Jaka Tarub                   : “Iya. Ini, pakailah ini. Siapa namamu?”
Nawang Wulan : “Terima kasih. Namaku Nawang Wulan. Kamu?
Jaka Tarub                   : “Jaka Tarub.Ayo ikut saya menuju rumahku.
Nawang Wulan : “Benarkah? Terima Kasih Jaka. Kau baik sekali.”
Jaka Tarub                   : “Sudahlah, ayo!”

Karena kebaikan Jaka Tarub, Nawang Wulantinggal dirumah Jaka Tarub.Hari demi hari
mereka semakin menyatu & mengenal satu samalain. hingga akhinya mereka menikah dan mempunyai anak.


Tanpa diketahui Jaka Tarub, Nawang Wulan selalu menggunakan kesaktian dari kerajaannya
untuk menghidangkan makanan-makanan lezat.Suatu hari di saat Jaka Tarub bergegas
untuk bertani, Nawang Wulan berpesan kepada suaminnya.
Nawang Wulan : “Suamiku, kamu jangan membuka bakul yang ku tutup ya.”
Jaka Tarub                   : “Kenapa istriku?”
Nawang Wulan : “Sudahturuti sajaya. Iniuntuk kebaikan keluarga kita.”
Jaka Tarub                   : “Iya.Aku pergi dulu ya.”

Nawang Wulan bermain di kamar bersama anaknya yang masih kecil.
Hingga keduanya terlelap tidur. Sementara, Jaka Tarub datang kerumah. Karena
penasaran dengan pesan istrinya, Jaka Tarub membuka bakul yang tertutup rapat. Ternyata,
sebutir beras. Karena sudah dibuka, sihir istrinya tersebut hilang. Seharusnya,bakul tersebut sudahterisi penuh dengan nasi hangat. Nawang Wulan punterbangun.
Nawang W
ulan : “Mengapa engkau bukabakul itu?”
Jaka Tar
ub                   : “Ha?Maaf aku lupa pesanmu. Kok isinya hanya sebutir beras?Ada apa?”
Nawang W
ulan : “Itu rahasia hidupku.Aduuh, harusnya kamu tidak membuka bakul itu.(sedih)”
Jaka Tar
ub                   : “Maaf ya istriku.”
Narra
tor:

Karena kejadian tersebut kesaktian Nawang Wulan hilang. Nawang Wulan menjadi seperti
wanitabiasa.
Hari demi hari Nawang Wulan semakin lemah tanpa kesaktiannya karena ia mengurus
Rumah tangganya tanpa bantuan sihir.Hingga suatu hari, ia sakit dan terbaring lemas di
kasur. Sementara anak  mereka terus menangis.

Anak Jaka                    : “(Menangis) Ibuu!!!!”
Jaka Tarub                   : “(Menuju Anaknya) Maaf ya nak. Ibu sedang sakit.
Nawang Wulan : “(Memanggil Jaka) Suamiku, bisakah kau membawakan aku secangkir air putih hangat?
Jaka Tarub                   : “Sebentarya.Anak kita sedang menangis.”

Jaka Tarub menjadi sangat sibuk. Istrinyaterus memintatolong dan anaknyaterus menangis
sambil memanggil ibunya.
Suatu saat, Jaka Tarub pergi ke pasar tradisional dan membeli susu untuk anaknya.
Sementara, Nawang Wulan sudah dapat berjalan dan anaknya terus menangis memanggil
ibunya.
Anak Jaka                    : “(Menangis) Ibuuu!!!”
Nawang Wulan : “Iya nak. Ibu kesana.”

Anak mereka pun dimanja dan ditimang.
Nawang Wulan membuka lemari cokelat yang berada di kamar anaknya. Ia ingin mencari
baju untuk anaknya.

Nawang Wulan : “APAA??? DIA YANGMENCURI SELENDANGMERAHKU SELAMA INI??
                                      LAKI-LAKI BERENGSEK !”
Hari sudah senja. Jaka Tarub membawa sesuatu sambil tersenyum.
Jaka Tarub                   : “Aku pulang.”
Nawang W
ulan : “(Menampar Jaka Tarub)APA MAKSUDMU MENCURI SELENDANGKU???
Jaka Tar
ub                   : “Apa?Mungkin kau salahlihat.”
Nawang W
ulan : “LIHAT INI! LIHAT!!! (Menunjukkan selendangnya)”
Jaka Tar
ub                   : “(Ketakutan)Aaaaa aku tidak tau mengapa selendang tersebut aada di sini.”
Nawang W
ulan : “KAUMASIH BERBOHONG JUGA?”
Jaka Tar
ub                   : “Maafkan aku. Seharusnya aku tidak mencurinya darimu. Tapi hanya cara itu untuk bisa
                                      mengena
lmu. Sehingga kita sekarang dapat menyatu.
Nawang Wulan : “Sudah! Cukup sampai disini kisah kita.Aku harus pergi!!!”
Jaka Tarub                   : “Pergi??? Kemana???”
Nawang Wulan : “Ke kerajaanku. Di sanalah tempat hidupku.”
Semua telah terjadi dan Jaka Tarub menyesali perbuatanya. Ia telah berbohong dengan Nawang Wulan yang selama ini menyembunyikan selendangnya. Nawang Wulan sangat kecewa dengan Jaka Tarub.
Bulan sabit memancarkan cahayanya. Sementara, Nawang Wulan pergi menghilang
mengg
unakan sihirnya ke istana. Ia meninggalkan Jaka Tarub danAnaknya.Pada saat itu,
Jaka Tar
ub dan anaknya bersama bulan sabit di malam perpisahannya dengan Nawang
W
ulan.
Jaka Tarub                   : “Seandainya aku dapat mengulang waktu, mungkin kisahku denganmu tidak seperti ini.
Tetapi aku kan selalu mengingatmu.Aku telah mengecewakan kamu, orangtua ku, dan  diriku.”
Nawang Wulan : “Maaf  Jaka, inilah kenyataanya. Kita harus berpisah.Aku akan kembali hanya untuk     
                                    menjenguk anak kita hinggabesar. Sayangilah dia seperti engkau menyayangiku.
Jaka Tarub                   : “ JANGAN PERGI DARIKU!!!”
 
Berakhirlah kisah antara Jaka Tarub dengan Nawang Wulan. Jaka Tarub terpuruk dalam penyesalan dengan apa yang ia perbuat. Nawang Wulan pun kembali ke istananya.